Minggu, 20 April 2008

Dzurriyyah bissabab

Laa IIaaha IllallaHh_by poprage_by *muslimz

Lafzullah_ by *muslimz

Islam and pease _by *muslimz

Dzurriyyah Bissabab
oleh :
Rifda Muftiyyah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunankalijaga
Jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi
Tingkat akhir



Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain. Muballigh juga adalah guru, hanya saja penyebaran ilmu melalui ceramah pada majlis majlis dengan waktu dan tempat tertentu [sesaat]. [1] akan tetapi sayangnya, kenapa kita masih suka memilih untuk menghadiri maljis yang muballighnya cenderung memiliki selera humor yang tinggi ? sehingga timbul di masyarakat awam “mubaligh yang tidak punya selera humor maka tidak laku jual” Padahal inti dari ceramah adalah ilmu yang disampaikan, kita menghadiri majlis sebaiknya dijatuhkan niat untuk mencari ilmu, sedang ilmu yang bermanfa’at adalah : ilmu yang dapat menumbuh suburkan kedekatan hati kepada Sang Pencipta Allah SWT.

Kita cermati kedudukan ilmu, agar kita meniti kehidupan ini untuk mencapai kata hati, umur pendek “bermanfa’at “ dbandingkan umur panjang “tidak bermanfa’at” Membaca [website airmatamursid.blogspot.com]. menambah wawasan & sumber inspiras bagi penulis tentang pengetahuan dzikir. Sedangkan dzikir tidak hanya terbatas dalam arti melafalkan lafadz-lafadz dzikir, akan tetapi mencermati atau mencari ilmu dengan menekuni di majlis ta’lim atau bertadabbur [mengangan-angan ciptaan Allah SWT] pada alam semesta dan terciptanya siang malam, gelap terang, api air, panas dingin, langit bumi, tak terhingga bila kita berenung kepada alam semesta ini. Subhanallah



Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
QS. Al Baqarah [2] 269


Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.
QS. An Nisaa’ [4] : 162


Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
QS Albaqarah [2] : 151


Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
QS. Jumu’ah [62] : 10


Betapa orang yang berdzikir akan mendapatkan keberuntungan, tidak terbatas untruk pribadi akan tetapi juga sampai pada radius tertentu bahkan dapat pada anak, cucu dan keturunnya.
Analognya ketika si wulan berada dalam surga akan tetapi tidak bersama keluaganya, maka si wulan bertanya kepada malaikat “kenapa keluargaku tidak bersamaku dalam surga. Ketika itu malakat menjawab ” karena amalan keluargamu tidak sama dengan amalanmu. Maka si wulan menimpali “aku berdzikir dan berdo’a tidak untuk diriku pribadi akan tetapi aku berdo’a juga untuk anak, cucu dan seluruh kerabatku berjejer dalam sederet do’a-do’aku.

Sayyidina [ Nabi] Ibrahim as memanjatkan do’a untuk keluarga, keturunan dan kaum pada negerinya

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa):
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui"
QS. Al Baqarah [2] : 126-127


Itulah yang disebut dengan dzurriyyah binnasab [keturunan sebab nasab]. Keutamaan yang dilakukan oleh seorang akan dirasakan pula astar [bekas]nya oleh keturunan-keturunannya [karena ada hubungan nasab]


Yang kedua yaitu, dzurriyyah bissabab [iman yang dibentuk karena adanya suatu sebab]. Yang dimaksud sebab disini yakni hubungan antara guru/mursid dan murid.. Hubungan ini jelas terlihat pada para guru/mursid thoriqoh,. Terdengar tawassul yang dilantunkan adalah untuk gurunya, gurunya guru, gurunya gurunya guru dan setersnya secara kesinambungan.

Maka dari itu penulis dan kita selayaknya berdzikir dengan “tholabul ilmi” atau berthoriqoh [mencari jalan "keridloan Allah"] sedini mungkin. Karena jika kita menunda dengan alasan masih repot, masih muda, dan seribu alasan “tidak” maka sesungguhnya repot, masih muda dan seribu alasan “tidak” itu adalah masalah “hati”


Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala sesuatu.
QS. Al Ahzab [33] 54



Semoga kita ditakdirkan menjadi orang-orang istiqomah mengingat dan berdzikir kepada Allah SWT, pada setiap detak jantung kita mendapat ridlo dari Allah SWT untuk melafalkan lafadz Laa IIaaha IllallaHh, amin


[1] yang dimaksud Muballigh di sini adalah orang yang menyampaikan ilmu melalui ceramah/pidato di tempat/waktu/acara tertentu.


Catatan :

Tulisan ini dikirim oleh penulis Insya Allah pada tanggal 2 April 2008 [melalui Email pribadi]
Uthi, Baraka Allah and thank


Tidak ada komentar: