Minggu, 25 Oktober 2009

Tawassul istiqomah [ajeg]


Al Qur’an menegaskan bahwa orang yang sholeh atau para syuhada itu tetap hidup disisi Allah SWT, walaupun jasad mereka telah terkubur didalam tanah, Allah SWT berfirman

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

[248] yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan Hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.
QS Ali Imran [3] : 169


Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, [bahwa mereka itu mati]; bahkan [sebenarnya] mereka itu hidup[100], tetapi kamu tidak menyadarinya.

[100] yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan Hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.
QS. Al Baqarah [2] : 154

Manusia hanya berusaha yang menentukan segalanya adalah Allah SWT. Jika sakit pada hakekatnya yang menyembuhkan hanya Allah SWT. Jika terbersit di dalam hati bahwa yang menyembuhkan [menentukan] sesuatu itu bukan Allah SWT, pada saat itu telah terjadi “perbuatan syirik”

Maka begitu pula dalam masalah tawassul ini. Pada hakekatnya bertawassul itu menjadikan sesuatu sebagai pelantara agar doa yang dipanjatkan dapat segera diterima.

Orang yang bertawassul tidak bermaksud untuk memohon atau menyembah kepada orang. Karena itu mereka bukan lah golongan orang yang dimaksud pada Firman Allah SWT

Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih [dari syirik]. dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah [berkata]: "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.
QS. Az Zumar [39} : 3

Perkataan para penyembah berhala “ Kami menyembah mereka [berkata berhala itu], supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat dekatnya. Ayat ini menegaskan bahwa mereka menyembah berhala untuk tujuan tersebut.

Sedangkan orang yang bertawassul dengan orang alim atau para rasul/wali/mursid itu tidak menyembah mereka. Tetapi karena tahu bahwa orang yang di tawassuli tersebut memiliki keutamaan di hadapan Allah SWT dengan kedudukannya sebagai rasul, wali, mursyid, ilmu yang dimiliki.

Dan karena kelebihannya itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul dengan orang alim atau para rasul/nabi/wali/mursid

Dan sesunggungnya aku si tua renta, bodoh ilmu ini menyampaikan risalah
menghadapi 3 Nopember 2009, Ampuni hamba Ya Robb

Tidak ada komentar: