Batik Tulis
Oleh
Dra. Hj. Dwihening Jayanti
Guru Seni Batik
Batik telah mengalami perjalanan yang cukup panjang, mengalami pasang surut sesuai dengan zamannya.
Sa’at ini “Perajin batik halus” mulai berkurang karena telah surut, karena zaman sekarang adalah zaman modern dan semua nyaris disegala bidang menggunakan computer.
Perajin batik halus mengenaskan, kenapa ? masalah penghasilan ?! dalam satu hari dengan anak satupun tidak dapat mencukupi kehidupan keluarganya, pembaca ingin tahu berapa gaji mereka ? 20 ribu rupiah dan harus dapat menyelesaikan satu lembar kain batik dengan tekun, teliti, sabar, pikiran dan rasa harus focus satu “konsentrasi” jika tidak ? tentu tidak dapat menghasilkan sesuatu yang halus dan indah
Ketidak seimbangan antara pemilik perusahan yang nota bene adalah orang kaya raya dan dapat menunaikan ibadah haji berulangkali sedang nasib perajin batik makan sayur tempe dan sambal, betapa nikmat makan mereka dengan hasil jerih payah, betapa halal ! Subhanallah
Sungguh perbedaan antara pengusaha batik dan perajin batik jarak mereka antara bumi dan langit
Kini batik tulis halus tinggal kenangan masa lalu, tinggalan budaya bangsa
Jika pengusaha batik tetap memberi gaji sedikit, sesuatu yang wajar karena perhitungan dagang harus ada “untung rugi”, akan tetapi penulis mencoba mengingatkan apa yang tersurat didalam Al Qur’an, sehingga perajin batik akan bermunculan, sudah tidak selayaknya ada istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” semua harus ada keseimbangan agar tidak ada istilah jarak antara langit dan bumi, karena semua adalah hamba Allah yang perlu disikapi dengan kelenturan hati,
Insya Allah, pengusaha batik adalah pelestari budaya bangsa, jika dalam relung hati terselip Ayat Ayat Suci, amin.
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
QS. Al Hadiid [57] : 2
Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
QS. Ar Ra’d [13]: 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar